Bank Optimistis Risiko Kredit Menurun Jelang Tahun Baru 2026, Strategi Pencadangan Lebih Efektif

Senin, 15 Desember 2025 | 10:35:54 WIB
Bank Optimistis Risiko Kredit Menurun Jelang Tahun Baru 2026, Strategi Pencadangan Lebih Efektif

JAKARTA - Memasuki akhir 2025, perbankan menunjukkan tanda-tanda stabilisasi risiko kredit di tengah kondisi ekonomi yang mulai menyesuaikan pasca pandemi. Tren penurunan ini memberikan harapan bahwa 2026 bisa menjadi tahun yang lebih kondusif bagi kinerja bank.

Rasio Loan at Risk Menunjukkan Perbaikan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, rasio Loan at Risk (LaR) perbankan pada Oktober 2025 berada di level 9,41%. Angka ini menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level 9,52%, meskipun masih sedikit lebih tinggi dibanding Desember 2024 yang tercatat 9,28%.

Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menyebut penurunan LaR juga terjadi di bank yang fokus pada kredit properti. Ia menyatakan LaR BTN saat ini sudah berada di bawah 20%, menandakan perbaikan kualitas kredit.

Bowo optimistis tren ini akan berlanjut pada tahun depan dengan target LaR di kisaran 17%–18%. Optimisme ini, kata Bowo, bergantung pada kondisi ekonomi makro yang tetap relatif terjaga.

Langkah Strategis Perbankan dalam Mengelola Risiko

Perbaikan LaR menurut Bowo didorong oleh beberapa langkah strategis. Antara lain normalisasi portofolio pasca pandemi, penguatan proses underwriting, dan peningkatan efektivitas collection serta recovery.

Ketua Umum Perbanas sekaligus Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menambahkan kualitas kredit mulai membaik meski pertumbuhannya masih moderat. Ia menekankan bahwa risiko kredit tetap mengikuti kemampuan nasabah membayar cicilan sehingga bank menyesuaikan risk acceptance criteria.

Hery mencontohkan strategi selektif dalam kredit: segmen yang lebih berisiko dijaga ketat, sementara yang relatif aman bisa direlaksasi. Tujuannya untuk menjaga Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali, karena kredit adalah uang masyarakat yang harus kembali.

Dampak Penurunan Risiko Kredit pada Pencadangan Bank

Tren perbaikan LaR juga memengaruhi strategi pencadangan bank. Pencadangan yang terlalu tinggi dapat memperlambat kinerja bank, sehingga penyesuaian diperlukan untuk menjaga profitabilitas.

Advisor Banking & Finance Development Center, Moch Amin Nurdin, menilai pencadangan di 2026 tidak akan setinggi awal tahun ini. Meski tetap perlu hati-hati, pencadangan akan lebih adaptif agar stabilitas LaR tetap terjaga.

Bowo menekankan BTN tetap mengambil pendekatan prudent dalam pencadangan. Keputusan ini tidak hanya berdasarkan penurunan LaR, tetapi juga mempertimbangkan volatilitas ekonomi, dinamika suku bunga, dan risiko eksternal global.

Pendekatan Adaptif untuk Menjaga Ketahanan Neraca

BTN berkomitmen menjaga coverage ratio pada level memadai untuk memastikan neraca tetap kuat. Strategi ini memungkinkan bank menghadapi berbagai skenario ekonomi tanpa mengorbankan likuiditas dan kesehatan keuangan.

Bowo menegaskan pencadangan akan dikelola secara adaptif dan berhati-hati. Dengan begitu, bank tetap siap menghadapi potensi risiko baru sambil memanfaatkan peluang perbaikan kualitas kredit.

Stabilisasi risiko kredit dan strategi pencadangan yang tepat menjadi kunci perbankan menghadapi tahun 2026. Investor dan pelaku industri diharapkan terus memantau langkah-langkah bank untuk memastikan keputusan finansial lebih aman dan terukur.

Terkini