Tren IPO Bank Digital Bangkitkan Optimisme Baru di Pasar Saham Indonesia

Kamis, 09 Oktober 2025 | 11:11:25 WIB
Tren IPO Bank Digital Bangkitkan Optimisme Baru di Pasar Saham Indonesia

JAKARTA - Rencana sejumlah bank digital untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran saham perdana atau IPO semakin menyita perhatian pelaku pasar. Isu tersebut membuat sektor perbankan digital kembali menjadi sorotan utama di tengah minat investor terhadap industri keuangan berbasis teknologi.

Superbank menjadi nama yang paling banyak disebut dalam rumor rencana IPO tersebut. Selain itu, BCA Digital atau blu by BCA juga ikut disebut-sebut dalam daftar bank digital yang tengah dipertimbangkan untuk melantai di bursa.

Namun hingga kini, pihak Superbank masih enggan memberikan keterangan rinci terkait kabar tersebut. “Fokus kami menjaga kinerja yang kuat melalui solusi keuangan inovatif, pertumbuhan nasabah, serta kolaborasi dengan ekosistem terpercaya untuk mendorong pertumbuhan inklusif di Indonesia,” ujar juru bicara Superbank.

Sementara itu, BCA Digital secara tegas membantah adanya rencana IPO dalam waktu dekat. “BCA Digital belum ada rencana IPO,” tegas Direktur Utama BCA Digital, Lanny Budiati.

Sentimen Positif bagi Sektor Perbankan Digital

Meski kepastian jadwal IPO belum ada, rumor ini dianggap memberi efek positif terhadap pergerakan saham di sektor perbankan digital. Analis menilai isu tersebut menjadi pemicu antusiasme baru di kalangan investor yang sedang mencari peluang pada saham-saham bertema digital banking.

Kepala Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menilai bahwa IPO bank digital bisa menjadi tolok ukur valuasi baru di sektor ini. Ia mengatakan, langkah tersebut juga dapat memicu minat investor terhadap industri yang dinilai memiliki potensi besar untuk tumbuh secara berkelanjutan.

Namun, Wafi mengingatkan bahwa daya tarik IPO bank digital akan sangat bergantung pada dua faktor utama, yakni harga penawaran dan prospek profitabilitas ke depan. “Kalau valuasinya terlalu premium, potensi euforianya terbatas,” jelasnya.

Pergerakan Saham Bank Digital dalam Setahun Terakhir

Dalam setahun terakhir, pergerakan saham bank digital di BEI menunjukkan tren yang bervariasi. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) menjadi salah satu yang menonjol dengan kenaikan harga saham tertinggi mencapai 56,32%. Saham BBHI ditutup di level Rp 1.485 pada perdagangan Rabu (8/10/2025).

Kenaikan tersebut ditopang oleh kinerja fundamental yang semakin solid. Pertumbuhan kredit yang stabil serta peningkatan dana murah memberikan sinyal positif terhadap prospek jangka menengah BBHI. Valuasi saham yang sempat terkoreksi tahun lalu juga memberikan ruang bagi terjadinya rebound yang signifikan.

Sementara itu, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) turut mencatat penguatan 43,18% ke posisi Rp 378. Namun tidak semua bank digital mencatat hasil serupa. PT Bank Jago Tbk (ARTO) justru terkoreksi 27,53% menjadi Rp 2.080, sedangkan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) turun 18,87% ke Rp 236.

Menurut Wafi, perbedaan kinerja tersebut menunjukkan bahwa investor kini lebih selektif dalam memilih saham bank digital. Ia menyebut bahwa fundamental dan strategi bisnis menjadi faktor utama yang membedakan kinerja antar emiten.

Peluang di Tengah Tren Penurunan Suku Bunga

Wafi menilai prospek sektor bank digital tetap cerah ke depan. Penurunan suku bunga acuan diperkirakan akan meringankan biaya dana atau cost of fund (CoF), yang pada akhirnya dapat mendorong ekspansi kredit. Ia juga menilai bahwa segmen mikro dan ritel digital menjadi area dengan potensi pertumbuhan paling menjanjikan.

“Bulan ini bisa dibilang awal momentum re-entry, meski tetap selektif. Pilih yang sudah mulai laba dan punya ekosistem digital kuat,” ujar Wafi. Ia menambahkan bahwa investor sebaiknya memperhatikan faktor profitabilitas dan efisiensi dalam menilai daya tarik saham bank digital.

Pandangan senada disampaikan oleh Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer. Ia menilai bahwa saham-saham bank digital kini berada di titik valuasi menarik, seiring dengan meningkatnya konsistensi kinerja sejumlah emiten dalam menjaga pertumbuhan operasional.

Menurutnya, pasar mulai menghargai stabilitas kinerja dan strategi digital yang matang. Hal ini menciptakan peluang bagi investor yang berani mengambil posisi sejak dini, sebelum valuasi kembali naik tinggi.

Rekomendasi dan Prospek ke Depan

Wafi memberikan rekomendasi positif terhadap beberapa saham bank digital. Ia merekomendasikan saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) dengan target harga di Rp 1.840 serta PT Bank Jago Tbk (ARTO) di level Rp 2.250. Kedua saham ini dianggap memiliki fundamental kuat dan potensi pertumbuhan yang menarik.

Sementara itu, Miftahul Khaer menyarankan agar investor masuk secara bertahap. Menurutnya, strategi investasi bertahap penting untuk mengantisipasi volatilitas jangka pendek yang masih mungkin terjadi di sektor ini.

Ia menekankan pentingnya mencermati indikator fundamental seperti cost to income ratio (CIR), non performing loan (NPL), serta pertumbuhan jumlah nasabah aktif. “Kinerja operasional yang efisien dan kualitas aset yang terjaga menjadi kunci keberlanjutan pertumbuhan bank digital,” jelasnya.

Ke depan, sektor perbankan digital diperkirakan akan terus berkembang seiring transformasi ekonomi Indonesia menuju digitalisasi layanan keuangan. Dengan dukungan teknologi dan perubahan perilaku konsumen, peluang pertumbuhan sektor ini masih terbuka lebar.

Terkini