BMKG Ingatkan Warga Maluku Utara Waspadai Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi

Rabu, 08 Oktober 2025 | 12:04:19 WIB
BMKG Ingatkan Warga Maluku Utara Waspadai Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat Maluku Utara agar lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. Dalam beberapa jam ke depan, kondisi atmosfer di wilayah tersebut diperkirakan masih labil dan bisa menimbulkan hujan lebat disertai angin kencang.

Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Sultan Baabullah Ternate, Fahmi Bachdar, mengatakan imbauan ini ditujukan terutama bagi nelayan, pengguna jasa transportasi laut, dan pemilik kapal. Mereka diminta berhati-hati karena perubahan cuaca dapat terjadi secara tiba-tiba dan mengganggu aktivitas pelayaran.

Menurutnya, cuaca ekstrem yang sedang berlangsung juga bisa menurunkan jarak pandang di sejumlah wilayah perairan. Kondisi ini berpotensi mengganggu keselamatan pelayaran, terutama kapal berukuran kecil yang beroperasi di sekitar perairan terbuka.

Berdasarkan update prakiraan cuaca harian BMKG, pagi hingga siang hari di Maluku Utara secara umum akan berawan hingga hujan ringan. Namun, beberapa wilayah berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat, terutama di Loloda, Ibu, Jailolo, Ternate, Tidore, Oba, Maba, dan Weda.

Wilayah lain seperti Patani, Gebe, Gane, Widi, Bacan, Obi, Mangoli, Sanana, Sulabesi, Falabisahaya, hingga Taliabu juga diprediksi mengalami hujan dengan intensitas bervariasi. Cuaca seperti ini bisa terjadi secara bergantian dan berdampak pada aktivitas masyarakat di darat maupun laut.

Kondisi Cuaca dan Potensi Gelombang

Fahmi menjelaskan, suhu udara di wilayah Maluku Utara berkisar antara 27 hingga 31 derajat Celsius, dengan kelembapan relatif tinggi antara 70 hingga 95 persen. Angin bertiup dari arah Barat Daya hingga Barat Laut dengan kecepatan mencapai 5 hingga 45 kilometer per jam.

Menurutnya, kombinasi antara suhu hangat, kelembapan tinggi, dan angin kencang inilah yang memicu potensi terbentuknya awan hujan tebal. Dalam kondisi tertentu, awan tersebut dapat menimbulkan hujan disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah utama.

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini cuaca agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap hujan sedang hingga lebat yang bisa disertai kilat dan petir. Fenomena ini berpotensi menimbulkan genangan, terutama di wilayah pesisir yang rendah.

Khusus untuk kondisi laut, tinggi gelombang diperkirakan berkisar antara 0,25 hingga 2 meter. Meski tergolong sedang, BMKG tetap memberi peringatan dini karena gelombang bisa meningkat sewaktu-waktu seiring dengan pergerakan angin yang tidak stabil.

"Masyarakat perlu waspada terhadap peningkatan tinggi gelombang dan penurunan jarak pandang akibat cuaca buruk," ujar Fahmi. Ia menambahkan bahwa pantauan satelit menunjukkan adanya awan konvektif yang masih aktif di sekitar wilayah Halmahera dan perairan Ternate.

Potensi Meluas dan Imbauan Keselamatan

Dalam update peringatan dini cuaca Maluku Utara pada pukul 08.47 WIT, BMKG menyebutkan potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang masih berlanjut. Kondisi ini tidak hanya terjadi di satu wilayah, tetapi bisa meluas ke beberapa kabupaten dan kota.

Daerah yang diperkirakan terdampak mencakup Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Utara, Halmahera Selatan, Halmahera Timur, Kepulauan Sula, Pulau Morotai, serta Kota Ternate dan Tidore Kepulauan. Cuaca ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga sekitar pukul 11.30 WIT, dengan kemungkinan meningkat di beberapa titik.

BMKG menegaskan bahwa situasi cuaca seperti ini bisa berubah cepat tergantung dinamika atmosfer harian. Karena itu, masyarakat diminta tidak memaksakan perjalanan laut jika kondisi angin dan ombak sedang tinggi.

"Keselamatan harus menjadi prioritas utama. Kami akan terus memperbarui informasi setiap saat sesuai perkembangan dinamika atmosfer," kata Fahmi. Ia juga mengingatkan bahwa keputusan untuk berlayar sebaiknya selalu didasarkan pada laporan cuaca terkini dari BMKG.

Cuaca ekstrem tidak hanya berdampak pada sektor kelautan, tetapi juga aktivitas harian masyarakat di pesisir. Hujan deras yang disertai angin kencang dapat menyebabkan pohon tumbang, genangan air, bahkan gangguan listrik sementara di beberapa wilayah.

Antisipasi dan Kesiapsiagaan

BMKG terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk otoritas pelabuhan dan nelayan setempat. Langkah ini diambil agar informasi cuaca dapat segera diterima masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada aktivitas laut.

Selain itu, BMKG mengimbau agar masyarakat tidak menyepelekan peringatan dini, sebab perubahan kondisi laut bisa terjadi dalam hitungan menit. Nelayan diminta untuk memeriksa kondisi kapal, memastikan alat komunikasi berfungsi, dan menunda keberangkatan jika cuaca memburuk.

Peringatan ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat di wilayah pesisir untuk mengamankan barang-barang berharga dari potensi banjir rob atau gelombang pasang. Masyarakat yang tinggal di dekat lereng bukit diimbau waspada terhadap potensi longsor akibat hujan intensitas tinggi.

BMKG memastikan akan terus memantau pergerakan awan hujan dan perubahan arah angin di kawasan Maluku Utara. Informasi terbaru akan disampaikan secara berkala melalui kanal resmi BMKG, termasuk media sosial dan aplikasi cuaca.

Cuaca Dinamis, Kewaspadaan Tetap Utama

Fenomena cuaca ekstrem di Maluku Utara ini merupakan bagian dari dinamika atmosfer tropis yang kerap berubah cepat. Perpaduan antara suhu permukaan laut yang hangat, kelembapan tinggi, dan tekanan udara yang tidak stabil membuat wilayah timur Indonesia sering mengalami cuaca ekstrem musiman.

Kondisi seperti ini bisa berlangsung beberapa hari, bahkan lebih lama jika terjadi penguatan angin monsun dari arah barat. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak hanya bergantung pada informasi harian, tetapi juga memperhatikan perkembangan cuaca dalam beberapa jam terakhir.

Kesadaran masyarakat menjadi faktor penting dalam mengurangi risiko bencana akibat cuaca ekstrem. Dengan kesiapsiagaan yang baik, potensi kerugian dapat diminimalkan, terutama di sektor perikanan, transportasi laut, dan pemukiman pesisir.

BMKG menegaskan, pihaknya akan terus memberikan informasi terkini agar masyarakat dapat mengambil langkah cepat dan tepat dalam menghadapi perubahan cuaca.

Terkini